Benih
Cinta Alam Lawu
L
|
ibur tahun baru telah tiba,
semua bersibuk
untuk merencanakan acara pergantian tahun. Kelas yang gaduh namun disiplin,
kini semakin gaduh akan rencana yang telah tersusun. Banyak acara yang
menghembus dari telinga ku akan ajakan dari kawan-kawan. Namun tak ku hiraukan aku hanya dapat menjawab
“woke-woke aja”. Mungkin aku tak sesibuk
dengan teman-teman yang lain karena aku sudah mempunyai rencana untuk melewati
malam pergantian tahun baru di puncak yang jarang dilakukan oleh orang selain
menjadi pecinta alam.
Teng...teng...teng... bunyi bel akhir sekolah
berkumandang, aku segera berlari menuju rumah untuk mempersiapkan perlengkapan
untuk perjalanan menuju puncak malam nanti. Aku bersiap-siap dengan hati yang
riang, walaupun tak ada teman yang aku kenal akrab tapi aku yakin perjalana
untuk merayakan malam pergantian akan meriah.
Menjelang sore aku segera berangkat menuju tempat
berkumpulnya tim pecinta alam, kami saling berkanalan satu sama lain. Namun
yang menjadi perhatianku adalah Andrian, salah satu pemimpin dari tim kami.
Walaupun kami baru awal berkenalan namun aku segera akrab dengan dia. Dia
begitu ramah kepada semua tim, diasaat perjalanan menuju puncak, aku terkejut
oleh sapaan dari Andrian “Tia, bagaimana mau istirahat dulu? Tidak usah
dipaksakan, kita jalan pelan-pelan saja” kata Andrian. “Masih kuat kok, aku
ingin sampai puncak untuk dapat menatap keindahan tahun baru” jawabku. Dengan
langkah perlahan aku didampingi Andria untuk menuju puncak, diperjalanan aku
semakin mengenal Andria, dia begitu memperhatikan semua anggotanya nya disaat
istirahat, hal itu yang membuat aku semakin membuat bangga dan merasakan kasih
sayang yang dalam oleh sosok pria yang baru aku kanal.
Sudah 6 jam kami semua berjalan menuju puncak, hingga akhirnya
kami sampai dipuncak. Kami segera membagi tugas yang telah dibagi, ada yang
mendirikan tenda, menylakan api dan ada pula yang mempersiapkan kembang api.
“Tia, kamu istirahat dulu saja, biarkan otot-otot kamu merenggang biarkan
teman-teman yang sudah terbiasa yang mempersiapkan nya” kata Andrian yang
mengejutkan aku yang ingin membantu yang lainnya. “iya gak papa santai saja”
balasku. Setelah semua tenda berdiri, kembang api telah disiapkan, kami
berkumpul bersama menanti waktu pergantian tahun. Saat waktu menjelang
berganti, kembang api dinyalakan dengan Indahnya. Semua bergembira menatap
keindahan langit yang dihiasi cahaya kembang api dan bintang yang berkilauan
membuat hati semakin bahagia. Tak lupa aku mengambil momen-momen terindah yang baru
pertama kali aku lakukan. “Tia, selamat Tahun Baru dan selamat bergabung dengan
tim Pecinta Alam ini” kata Andria dengan memakaikan jaket hangat di pundakku
dan memeluk aku yang sedang duduk yang membuat aku sangat terkejut. Dengan
tersipu malu dan bahagia aku hanya dapat menjawab “Trimakasih ya?”. Malam tahun
baru yang begitu menyenangkan.
Pagi
hari aku sangat terkejut karena kau tertidur di pangkuan Andria yang memelukku.
Aku segera membangunkan Andria. ” Maaf aku telah memeluk kamu, namun aku Cuma
ingin membantu menghangatkan kamu yang sedang kedinginan” jawabnya dengan
gemetar. “Tidak apa-apa kok, Trimakasih telah menjagaku semalan” balasku.
Akhirnya kami menatap sang surya yang nampak indah di ujung timur dengan Andria
yang telah membuatkan aku minuman untuk menghangatkan ku, aku senang karena
telah mendapatkan sosok yang perhatian kepada diriku.
Menjelang
siang kami membereskan peralatan untuk turun dari gunung, perjalan dari puncak
begitu menyenangkan dan aku masih selalu memikirkan masa-masa indah di atas
puncak semalam. Namun diperjalan pulang aku tak bersama Andrian, dia selalu
dibelakang jauh. namun aku terkejut saat aku menatap sosok Andria yang sedang
memetik bunga Adelwes. Aku berfikir mungkinkah bunga itu untuk diriku, aku
begitu tak sabar untuk menerima bunga dari Andrian. Hingga sampai kaki gunung,
kami segera membersihkan diri. Selasai
kami semua membersihkan diri kami segera berpamitan satu dengan yang lainnya.
“Tia sini” teriakan Andrian terdengar kuat ditelingaku, dengan berjalan yang
masih sempoyongan karena kelelahan aku berjalan menghampiri Andrian. “Tia,
Maukah kamu menjadi kekasihku?” kata Andria yang membuat hati ini berdetak
kencang dengan menyerahkan bunga yang dia cari tadi. Aku tak dapat berkata
apa-apa mungkin karena bahagia karena Andrian mengatakan cinta, ataukah aku
bingung akan menjawabnya. Belum sempat aku menjawab dan menerima bunga dari
Andrian, kami terkejut oleh sosok wanita yang datang dengan merebut bunga dari
tangan Andrian dan segera memeluk nya. Aku bertanya-tanya siapakah wanita itu,
dengan kuat Andrian segera melepas pelukannya dan meminta bunga yang dia rebut.
“Kenapa sayang, bukankah bunga ini untuk aku” kata wanita itu. Segera aku
belari pergi dari tempat itu, aku sangat sedih aku berfikir mungkin Andrian
hanya ingin menyakiti hariku.
“Tia...Tia...
berhenti”, ku tatap Andrian berlari mengejar diriku di jalan dan mengejar pula
wanita itu dibelakang Andrian. “sudahlah, janganlah kau sakiti hatiku” kataku
kepada Andrian, “Tia berhenti dulu! Aku ingin menjelskannya kepada mu” kata
Andria. Saat aku ingin melahkah Andrian segera menangkap tanganku dan berkata “
Aku sayang kepada kamu Tia, aku juga tidak tau kenapa aku bisa mempunyai rasa
ini semenjak awal kita bertemu kemarin, dan wanita ini adalah Sekar dia mantan
aku yang telah menduakan aku”,“ Apa, kamu lebih memilh wanita ini Andrian?
Maafkan aku” teriak gadis yang ada dibelakang Andrian. Dengan cepat Andrian
memeluk aku dan menyuruh Sekar pergi. Sekar begitu marah bahkan dia berusaha
memukul aku namun Dihalangi oleh Andrian, dengan tangis Sekar pergi
meninggalkan kami. “Aku sayang kepada kamu, bukannya aku menggombal, namun
sejak kemarin kita berjabat tangan terasa kamulah wanita yang tepat untuku”kata
Andrian dengan memeluk diriku. “Aku juga sayang kamu Andrian, apa lagi kamu
selalu memberikan perhatian kepadaku itu yang membuat aku semakin sayang kepada
kamu” kataku kepada Andrian.
Dengan
tak sadar kami telah dipandangi teman-teman yang masih beristirahat dan mereka
memberikan sorakan bahagia kepada kami. Dengan Keras Andrian berteriak “Gunung
ini telah menemukan cintaku, Aku cinta kamu Tiaaaaaa”....
By : Dhimas Hantoni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar